blog


glitter-graphics.com [url=http://www.glitter-graphics.com][img]http://dl3.glitter-graphics.net/pub/1238/1238563s6wfel4lo6.gif[/img][/url]

Jumat, 11 November 2011

"Nak Sholehkan Dirimu” sebuah harapan kecil namun akan berdampak besar



Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang kesukaran dan penderitaan orangtua di dalam mengasuh anaknya. "„.Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya (pula) dengan susah payah…"(Qs. Al-Ahqaf : 46-15)

Beribadahlah kepada Allah dan jangalah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah terhadap ibu Bapak. (An-Nisa : 36).



“Nak sholehkan dirimu…” Itulah kata-kata yang mungkin tidak terucapkan oleh bibir kedua orang tua kita yang sudah renta, sebuah kalimat pendek yang hanya menjadi sebuah harapan. Harapan yang teramat besar yang tidak ada padanannya dengan materi sebesar apapun di dunia ini, harapan yang hanya bisa terucap dalam hati mereka yg penuh keikhlasan. Sebuah kalimat yang sangat ringan untuk di ucapkan namun teramat sulit untuk dilaksanakan oleh setiap putra-putrinya?

Ya…sebuah harapan kecil namun akan berdampak besar, mengapa demikian? Karena itulah sebuah harapan yang selama ini tidak terucapkan oleh bibir-bibir kedua orang tua kita secara langsung, yang hanya bisa ditunjukkan dengan perilaku. Setiap orang tua ingin pada masa tuanya bisa tenang karena akhlaq anak-anaknya, adalah suatu kebahagiaan besar kala mereka meninggal anak-anaknya lah yang menuntunnya kala napas di penghujung tenggorokan untuk senantiasa mengucapkan kalimat thoyibah kala maut menjemput, betapa bahagianya orang tua kita ketika anak-anaknya memandikan jenazah mereka seperti mereka memandikan kita waktu kita kecil.

Sungguh kebahagiaan yang tiada tara kala anak-anaknya berada di shaf pertama bahkan menjadi imam kala men-sholatkan jenazah orang tuanya. Begitu ringan langkah mereka menuju alam kubur kala anak-anaknya yang memikul keranda jenazah serta mendo’akan di sisi kuburannya, tidakkah kita semua terpikir demikian? Tapi coba lihat diri kita sekarang yang lebih disibukan dengan urusan duniawi yang mungkin akan menjerumuskan kita kepada lubang dosa.



Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang bisa berbicara terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan berbicara dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain. Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. “Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan bertetangga dengan aku?”. Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawaban, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat yang dituju.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berhasil bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Tuan rumah itu tidak langsung melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam kamar dan melakukan sesuatu di dalam. Tidak lama kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu digendongnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. “Ada apa ini ?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan. Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian diantar lagi ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang.

Babi itu kemudiannya diantar lagi ke kamar. Setelah selesai barulah dia melayani Nabi Musa. Nabi Musa bertanya “Wahai saudara! Apa agama kamu?”. “Agama ku Tauhid”, jawab pemuda itu yaitu agama Islam. “Mengapa kamu memelihara babi? Kita tidak boleh berbuat begitu.” Kata Nabi Musa. “Wahai tuan hamba”, kata pemuda itu. “Sebenarnya kedua babi itu adalah orang tua kandungku. Oleh kerena mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah merubah wajah mereka menjadi babi yang buruk rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajibanku sebagai anak. Setiap hari aku berbakti kepada kedua orang tuaku seperti yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.”, sambungnya. “Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampuni.

Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia kembali, tetapi Allah masih belum mengabulkan.”, tambah pemuda itu lagi. Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. “‘Wahai Musa, inilah orang yang akan bertetangga dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami.”

Allah juga berfirman lagi yang artinya: “Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua orang tuanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga.” Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa orang tua yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada orang tuanya. Walaupunkeadaan rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan orang tua kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.

Saudaraku, Walau seburuk apapun perangai kedua orang tua kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.

Walau banyak sekali dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah supaya kedua orang tua kita diampuni-Nya. Doa anak yang soleh akan membantu kedua orang tuanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para orang tua di alam kubur. Sayang kita kepada ibu dan bapa bukan melalui hantaran uang, tetapi sayang kita pada kedua orang tuanya ialah dengan doa kita supaya kedua orang tua kita mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

“ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO” “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil

“Apabila seorang anak Adam mati maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakan nya.” (Hadits shahih riwayat Muslim).

Anak sholeh kah kita? urusan dosa dan pahala adalah diatur oleh Allah oleh sebab itu, tidakkah kita merenung sudah cukup soleh kah kita sehingga dapat menyambung amal bagi orang tua kita nanti, membantu orang tua saya di akhirat nant? Bagaimana jika kita justru menjerumuskan mereka ke dalam siksa akhirat, hanya karena kita tidak mau menjadi anak baik-baik yang sholeh? Sedih rasanya jika berfikir demikian, memang kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Karena kita tidak tahu, apakah

selama ini amal baik yang kita tabung sudahkah cukup atau belum. Kita tidak tahu, apakah ibadah kita selama ini diterima atau tidak. Apakah ibadah anda dan saya sudah baik? Wallahualam...Wallahualam... Hanya Tuhan yang tahu,,, hanya Tuhan yang bisa menilai kualitas ibadah kita,, hanya Tuhan yang berhak membeda-bedakan kita sesuai tingkatan amal perbuatan kita.

Jika kita membuat ridha kedua orangtua kita berarti kita telah mendapat keridhaan Allah. Yang demikian itu adalah perisai dunia yang dapat memasukkan kedua orangtua kita ke surga. Semoga Allah menuntun langkah kita untuk mampu menajdi perisai dunia bagi keduaorangtua kita. Amin...



(coppas dr - Nata Heriadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar